Pengajian Rutin Ranting NU Pelem di Musholla As Salam: Empat Pertanyaan Setiap Manusia Pada Saat Hari Kiamat – Mauidhoh Hasanah oleh Kyai Moh. Bulqin

Pada hari Rabu, 18 Juni 2025, Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Pelem menyelenggarakan Pengajian Rutin Bersama, yang diadakan di Musholla As-Salam, Jl. Kusuma Bangsa, Pelem. Acara ini menjadi momentum penting bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan ibadah, kepedulian sosial, dan refleksi diri. Salah satu puncak acara adalah Mauidhoh Hasanah yang disampaikan oleh Kyai Moh. Bulqin, dengan pesan mendalam tentang empat pertanyaan besar yang akan ditanyakan kepada manusia di hari kiamat.

Acara dimulai sejak pagi hari dengan Khotmil Quran dan pada malam harinya, rangkaian kegiatan utama dilaksanakan, meliputi:

1. Pembacaan Tahlil

Setelah pembacaan ayat suci Al-Quran, para jamaah bersama-sama membaca Tahlil, yaitu rangkaian dzikir dan doa kalimah toyibah. Tahlil ini dilakukan secara berjamaah yang dipimpin oleh Bapak Sujono.

2. Mahalul Qiyam

Pembacaan sholawat mahalul Qiyam oleh grup sholawat dari IPNU Ranting NU Pelem. Dengan pembacaan yang hidmad semua jamaah mengikuti pembacaan sholawat dengan khusyuk.

3. Santunan Dhuafa

Salah satu tujuan utama acara ini adalah memberikan santunan kepada Dhuafa jamaah sekitar musholla. Dalam momen ini, diberikan bingkisan berupa paket sembako. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kepedulian Ranting NU Pelem terhadap sesama, terutama mereka yang membutuhkan dukungan.

4. Mauidhoh Hasanah oleh Kyai Moh. Bulqin

Salah satu bagian paling menarik dari acara ini adalah Mauidhoh Hasanah yang disampaikan oleh Kyai Moh. Bulqin. Dalam ceramahnya, Kyai Moh. Bulqin memberikan pesan mendalam tentang empat pertanyaan besar yang akan ditanyakan kepada setiap manusia di hari kiamat:

– Usiamu selama hidup di dunia untuk apa saja?

Kyai Moh. Bulqin mengingatkan bahwa setiap orang memiliki waktu hidup yang terbatas. Pertanyaan ini mengajak kita merenungkan apakah kita telah menggunakan waktu tersebut untuk kebaikan, baik itu beribadah, belajar, bekerja, atau membantu sesama.

– Diberi kesehatan di dunia untuk apa saja?

Kesehatan adalah karunia luar biasa yang sering kali diabaikan. Kyai Moh. Bulqin menekankan pentingnya bersyukur atas kesehatan dan menggunakannya untuk mengerjakan amal-amal baik, bukan hanya untuk kesenangan dunia.

– Mengamalkan ilmu yang diperoleh untuk apa saja (apakah dilakukan atau tidak dilakukan)?

Ilmu tanpa amal sama sekali tidak bermanfaat. Kyai Moh. Bulqin mengingatkan bahwa setiap orang yang telah memperoleh ilmu harus mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan ini menjadi refleksi bagi semua jamaah: apakah ilmu yang kita peroleh digunakan untuk kebaikan atau malah untuk kejahatan?

– Mencari rejeki di dunia menggunakan cara apa?

Rejeki harus diperoleh dengan cara-cara yang halal dan shalih. Kyai Moh. Bulqin mengingatkan bahwa mencari rejeki dengan cara curang atau tidak sesuai syariat akan menjadi beban di hari kiamat.

Melalui mauidhoh hasanah ini, Kyai Moh. Bulqin berhasil menyampaikan pesan-pesan yang mendalam, dengan bahasa yang ringan mengajak jamaah untuk merefleksikan hidup mereka dan meningkatkan ketakwaan serta kepedulian sosial.

5. Laporan Keuangan Ranting

Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, panitia juga menyampaikan Laporan Keuangan Ranting NU Pelem. Laporan ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap manajemen dana yang digunakan untuk kegiatan sosial dan religi.

Acara berlangsung lancar dan khidmat berkat partisipasi aktif masyarakat, Takmir Musholla, serta pengurus Ranting NU Pelem. Suasana Musholla As-Salam yang penuh dengan kebersamaan menciptakan nuansa religius yang mendalam.

Melalui rangkaian kegiatan ini, Ranting NU Pelem berhasil menegaskan komitmennya dalam memadukan antara ibadah vertikal (hablum minallah) dan ibadah horizontal (hablum minannas). Pesan-pesan mendalam dari Kyai Moh. Bulqin dalam mauidhoh hasanah menjadi titik fokus yang menginspirasi jamaah untuk lebih peduli, lebih dekat dengan sesama, dan lebih taat kepada Sang Khalik.

Semoga Allah SWT meridhai seluruh amal ibadah yang telah dilakukan, dan semoga kegiatan seperti ini dapat terus menginspirasi masyarakat untuk lebih berkontribusi dalam membangun kehidupan yang bermakna dan bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *